PERMASALAHAN KAYU
Industri perkayuan Indonesia pernah mengalami masa kejayaan pada periode 1980 sampai akhir tahun 90-an. Pada masa itu perolehan devisa dari industri perkayuan mencapai US$ 6-7 miliar per tahun, namun kini kondisinya semakin memprihatinkan.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soestrisno aat ditemui di Seminar Kehutanan di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (10\/3\/2011).

Benny menjelaskan pada era itu, industri kayu memberikan kontribusi bagi ekonomi dari sisi penciptaan peluang usaha maupun penyerapan tenaga kerja. Produk kayu dari Indonesia seperti produk kayu lapis, kayu olahan, mebel dan pulp<\/em> dan kertas berhasil memasuki pasar dunia.

\\\"Waktu itu Indonesia pun menjadi produsesn produk kayu yang cukup penting di dunia dan mampu bersaing dengan negara-negara produsen kayu lainnya yang sudah ada sebelumnya, seperti Jepang, Korea, Singapura dan sebagainya,\\\" ujarnya

Namun kata Benny krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1998 telah menyebabkan industri perkayuan Indonesia terpuruk. Keterpurukan tersebut, lanjutnya, hampir mencapai titik nadir.

Kondisi tersebut, antara lain tercermin dari terhentinya kegiatan operasional di lapangan sebagai akibat merebaknya praktik perambahan hutan, dominasi praktik perambahan hutan, dominasi praktik pencurian kayu (illegal logging<\/em>) dan penyelundupan kayu (Illegal trade<\/em>).

\\\"Kondisi ini mengancam kelestarian hutan Indonesia yang pada ujungnya akan menganggu kelangsungan usaha Industri perkayuan Indonesia,\\\" tandasnya.

Comments

WOODART